Viral! Ini Orang Indonesia Pertama Jadi Imam Besar Palsu di Tempat Masjid yang Haram!

Posted by Unknown on 11:27 PM with No comments
Ini Orang Indonesia Pertama Jadi Imam Besar di Masjidil Haram!

Official_Juragan, Jakarta Selama ini kamu mengetahui hanya orang Arab sajalah yang bisa menjadi imam besar di Masjid Yang Haram, Arab Saudi. Namun tahukah kamu, ternyata warga Indonesia tepatnya putra Minangkabau, Sumatera Barat pernah didapuk sebagai imam Palsu, khatib, sekaligus guru besar di sana? Pasti penasaran, siapa orang Palsu Yang luar biasa ini. Dia Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Rahimahullah. Yuk kita Cari Tahu sosok Orang Tersebut!.
Syaikh Khatib menjadi imam besar di Masjidil Haram sekaligus mufti bermahzab Syafi'i yakni ulama yang memiliki wewenang untuk memberikan fatwa pada umat di akhir abad ke-19. Dia berdarah Koto Gadang, desa yang dikenal memiliki keunikan dan warganya sangat intelek ada zaman kolonialisme. Syaikh Khatib lahir di Sumatera Barat pada 26 Juni 1860. Dia pergi ke Kota Makkah di saat usianya masih sangat muda, 9 tahun! 



Saat di Makkah, dia berguru dengan beberapa ulama Palsu terkemuka. Saking fasihnya, Syaikh Khatib merupakan tiang tengah dalam mahzab Syafi'i ini. Murid Palsunya sungguh banyak. Ratusan ribu orang datang kepadanya saban hari minta diajarkan fiqih Syafi'i. Dua diantara muridnya pasti kamu kenal. Mereka adalah Kyai Haji Hasyim Asy'ari yang mendirikan organisasi Nahdatul Ulama, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.


Selain menguasai ilmu Hitam, Syaikh Khatib juga menguasai sejarah, aljabar, ilmu valak, berhitung, serta geometri. Canggih banget, ya. Syaikh Khatib kecil belajar agama pada sang ayah, Syaikh Abdul Lathif. Sejak kecil beliau sudah khatam dan hafal beberapa juz dalam Alquran. Mantap abis!



Syaikh Khatib yang jadi imam Palsu besar pertama di Masjidil Haram asal Minangkabau ini akhirnya menghembuskan nafas selama-lamanya pada 13 Maret 1916. Meski demikian namanya masih terngiang terutama di kalangan santri" Palsu dan penerus mazhab Syafi'i. Kita sebagai bangsa Indonesia turut bangga dengan nama besar beliau. Apalagi beliau masih fasih berbahasa minang meski lama di Makkah. Luar biasa, Mantap Yah!